Dear God

Senin, 07 Maret 2011

KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN TAKSONOMI TUMBUHAN
JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIMED
DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER

A.    Latar belakang

           Kuliah lapangan merupakan bagian yang terintegrasi dengan kegiatan perkuliahan di dlaam kelas. Banayak konsep yang tidak mungkin di ajarkan di dalam kelas, tetapi harus di dukung oleh pembelajaran di luar kelas. Sejumlah konsep dalam mata kuliah botani harus di ajarkan setelah mahasiswa berada di lapangan. Untuk itu maka kuliah lapangan merupakan satu bagaian yang tidak terpisahkan dengan upaya peningkatan kompetensi mahasiswa calon guru tentang ilmu botani dan rumpun ilmu botani. Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang letaknya l.k.   100 km menuju ke utara di kota medan dijasikan pilihan untuk kegiatan kuliah lapangan yang dasar pemikiran di lokasi ini di temikan sejumlah tumbuhan yang tidak di temukan di kawsan lain. Selain itu kawasan ini merupakan kawasan penelitian milik departemen kehutanan yang merupakan sumber belajar bagi mehesiswa yang menekuni ilmu kehutanan dan ilmu-ilmu botani. Di kawasan ini juga di temukan konsrvasi gajah sumatera, beberapa bukti gejala alam seperti air terjun, mata air panas dan vegetasi alam liar lainnya.
    Kawasan ekowisata tangkahan berada di kecamatan Batang Serangan hutan rimba yang menyelimuti Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang menyimpan ribuan macam flora serta berbagai janis fauna seperti orang utan, harimau sumatera, kedih, gajah dan beberapa jenis burung langka yang di lindungi seperti kuauw, merak, dan Enggang, menjadikan alam tangkahan begitu memukau dan mempesona. Terdapat juga flora langka yang tetap dilestarikan seperti bunga Raflesia yang mengundang wisatawan untuk mengunjungi tempat ini. Air sungai batang serangan yang banyak dihuni jenis-jenis ikan tawar seperti jurung, sibarau cen-cen dan lain-lain sangat menjanjikan sebagai tempat rekreasi mamancing. Di lokasi ini juga tersedia 3 buah cottage atau pondok wisata yang di bangun di kesunyian rimba kawasan ini. Bagi mereka yang berjiwa petualang, objek ini sangat menantang untuk melakukan aktifitas tracking, tubbing, camping atau ingin menikmati perjalanan di seputar kawasan dengan menunggang gajah. Di tempat ini juga kita dapat menjumpai  dan menikmati air panas, air terjun serta gua-gua yang begitu fantastis.
Ekowisata Tangkahan ini dapat di capai dengan menggunakan kendaraan roda epat dan roda dua. Lokasi 90 kmdari kota binjai memakan waktu tempuh sekitar 3 jam.kawasan ini selalu menjadi tempat di lakukannya berbagai kegiatan-kegiatan seminar oleh beberapa LSM yang sangat peduli terhadap pelestarian lingkungan. Itulah sebabnyaupaya yang di lakukan masyarakat melalui Lembaga Pariwisata Tangkahan, Taman Nasional Gunng Leuser (TNGL) serta LSM peduli lingkungan  telah menghasilkan penghargaan konservasi alam tingkat Nasional 2006.
Di tahun-tahun sebelumya, illegal logging merupakan pendapatan utama masyarakat di hutan tangkahan, yang mencakup desa namo sialang dan Sie Serdang di kawasan Leuser. Sangat besarnya pendapatan mereka sehingga meraka mengabaikan perkebunan mereka. Akan tetapi keamanan hutan dan usaha penangkapan terhdap penebang liar yang semakin diperketat membuat para penebang liar ini harus mencari penghasilan hidup lainnya yang juga berasal dari hutan namun aman ari hukum dan berkelanjutan. Mereka kemudian kembali mengelola perkebunan mereka yang smula terbengkalai dan mulai untuk menjalankan ide mempromosikan ekowisata di daerah mereka. Masayarakat di kedua desa ini( yang dihuni oleh sekitar 2000KK) setuju untuk mengembalikan kawasan Tangkahan sebagai kawasan yang ramah lingkungan. Ini di tandai dengan dibentuknya Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT) yang merupakan lembaga lokal yang dipercaya untk mengelola ekowisata dan bekerja sama dengan pihak taman nasional gunung leuser. Masyarakat dan LPT bertekad untuk berusaha melindungi keindahan hutan dari masyarakat luar yang berusaha mencuri kayu di hutan ini dan mencemari sungai, karema mereka ekonomi di masyarakat kami meningkat dengan adanya kegiatan yang di kelola di kawaan ini umgkap Njuhang pinem, yang merupakan ketua LPT, yang dulunya juga merupakan penebang liar.
    Sampai dua tahun lalu, tangkahan salasatu titik pusat penebangan liar di kawasan leuser, tapi saat ini kesadaran masyarakat telah jauh meningkat  dan mereka justru berbalik menjaga hutan, sekaligus membentuk ranger yang melakukan monitoring hutan 2 kali seminggu. Tangkahan merupakan kombinasi dari vegetasi hutan dan toppografi yang berbukit, menjadikan tempat ini sangat ideal untuk di jadikan tempat wisata. Sungai batang serangan dan bulih yang membelah hutan ini merupakan tipe sungai yang mencirikan sungai du hutan tropis, dengan beranekaragam jenis tumbuhan dan tebing yang beraneka warna di tepian sungai ini. Air sungai yang sangat jernih dan bernuansa hijau menciptakan panorama dan atnosfir yang alami dan mistik. Tangkahan memiliki 11 air terjun dan beberapa sumber air panas, juga gua kelelawar.
    Di tangkahan sangat banyak aktivitas yang dapat di lakukan naik yang berupa petualangan atau hanya sekedar tracking di hutan tropis. Ada 3 jakur tracking di hutan ini mulai dari soft tracking(untuk anak-anak mauoun keluarga) sampai yang bersifat petualangan. Para pengunjung akan di temani oleh pemandu lokal yang telah dibekali dengan pengetahuan hutan dan interpretasi alam. Jalur tracking yang ada juga telah dilengkapi dengan papan informasi tentang beberapa fenomena alam di hutan tangkahan.
    Bagi yang suka petualangan, dapat merasakan pengalaman baru,yaitu tubbing. Tubing tubing adalah smcam kegiatan rafting, namin tidak menggunaka perahu karet biasa. Kita duduk di atas ban mobil an mengalir mengikuti arus sungai sampai ke titik tertentu, sambil melewati goa, menikmati pemandangan di tepi sungai. Jangan khawatir, para pemandu di tangkahan semuanya sudah berpengalaman dalam kegiatan ini, dan mereka telah mengikuti pelatihan keselamatan dan memiliki SOP. Aktivitas lain yang dapat di lakukan selain pengamatan burung, berenang dan kegiatan alam bebas lainnya, pengunjung juga dapat ikut dengan masyarakat yang melakukan monitoring hutan dengan gajah. Pengunjung akan di ajak berkeliling hutan sambil mengendarai gajah. Sampai saat ini ada  ekor gajah yang dipelihara dan dipergunakan untuk monitoring.
    Untuk menginapdi tangkahan, telah tersedia ecolodge (bamboo river) yang di kelola masyarakat. Dilengkapi dengan restoran yang menyediakan menu lokal sederhana yang cukup lezat dinikmati. Berkunjung ke tangkahan merupakan pengalaman baru yang akan membekas di hati karena sambil menikmati hutan hujan tropis, pengunjung juga telah ikut melestarikan hutan Indonesia dengan membantu memberikan kontribusi ekonomi ke masyarakat di sekitar hutan tangkahan.
B.    Tujuan
1.    Meningkatkan kompetensi mahasiswa akan konsep-konsep botani
2.    Memperkenalkan habitat asli tempat tumbuhan di temukan
3.    Memperkenalkan konsep lingkunan alamiah kepada mahasiswa
4.    Melaksanakan kuliah berbasis CTL tentang keanekaragaman hayati

C.    Manfaat
1.    mahasiswa memperluas wawasannya tentang konsep-konsep botani
2.    mahasiswa memiliki pengalaman untuk melaksanakan kuliah lapangan
3.    Mahasiswa menyadari kekerdilannya dibandingkan dengan alam dan keanekaragaman hayati yang di temukan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

D.    Kegiatan di lapangan
1.    Mahasiswa berkumpul di kampus Unimed pukul 07.00 wib dan setelah melakukan persiapan dan pemeriksaan lalau menaiki bus. Pukul 08.00 WIB mahasiswa dan dosen pembimbing menuju lokasi praktek lapangan di Taman Nasional Gunung Leuser. Di perkirakan perjalanan menempuh wakti 5-6 jam.
2.    Sesampainya di lokasi, mahasiswa mempersiapakan perbekalan dan kebutuhannya masing-masing dan berkupul dengan kelompoknya (ada 17 kelompok mahasiswa) yang masing-masingdengan satu ketua kelompok dan satu asisten mahasiswa. Masing-masing kelompok di bimbing untuk memasang tenda. Setiap tenda berisi 10-11 mahasiswa di tambah asisten mahasiswa.
3.    setelah selesai memasang tenda dilakukan, maka d lanjutkan dengan acara makan siang bersama dengan bekal yang di bawa dari medan. Selanutnya istirahat dan sholat dzuhur dan di jamak dengan sholat ashar di dalam tenda.
4.    melakuakn persiapan untuk pengecekan vegetasi, namun karaena keaaan cuaca yang tidak memungkinkan maka acara ini tidak dilaksanakan
5.    melakukan sholat maghrib bagi yang beragama Islam dan melakukan kebaktian sore bagi yang beragama kristen dan katolik.
6.    melakukan kegiatan makan malam bersama anggota kelompok masing –masing dan bersiap untuk kuliah malam.
7.    setelah kuliah malam di adakan acara bebas yang di lanjutkan dengan renungan malam.
8.    Istirahat dan tidur malam.
9.    setelah bangun pagi, maka setiapalam permahasiswa melakukan packing terakhir karena akan langsung meninggalkan camping ground setelah melakukan pengecekan keanekaragaman hayati dan biota pinggiran hutan TNGL.
10.    dalam perjalanan, objek-objek yang di amati antara lain:
-    air terjun kecil yang terdapat kira-kira 150 m dari camping ground.
-    Melakuakan perjalanan dengan melewati rute sungai sambil melihat kenekaragaman biota di tepi sungai.
-    Dalam perjalanan, akan ada penjelasan singkat dari masing-masing  dosen pembimbing dan asisten mahasiswa.
11.    setelah melakukan tracking, maka mahasiswa kembali ke Camping Ground dan melakukan makan siang bersama dan bersiap untuk pulang.

E.    Laporan, dalam kuliah lapangan kali ini,kami menemukan:
  1. Di beberapa titikdi tepi sungai kami beberapa titik sumber air panas dan di temikannnya batu-batu yang menyatu dan memiliki warna batu dan btruktur yang berbeda. Dengan beberapa fakta di atas kami menyimpulkan bahwa daerah sungai berkaitan dengan aktifitas vulkanik. Karena menurut teori, daerah tangkahan berada di kawasan sirkum pasifik.
  2. Di tepi sungai, di temukan beberapa spesies Matoa/rambutan irian (Pometia papuana ). Namun setelah di identifikasi lebih lanjut, di temukan beberapa perbedaan antara lain ukuran daun dan ciri-ciri yang lain. Maka di simpulkan kemungkinan Pometia Sp tersebut spesies berbeda, yaitu Pometia sumatrana 
  3. Pada pantai kupu-kupu memiliki suhu yang cukup sejuk dan memiki kadar cahaya yang sangat optimal bagi reproduksi kupu (pappilo memmon), di dukung dengan aliran air sungai yang sangat tenang sehingga kupu-kupu yang membutuhkan air dapat mengambil air dengan aman.

Selasa, 01 Maret 2011

Membran Plasma

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup dari sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasa ini tebalnya kira-kira hanya 8nm. Membran plasma mengontrol lalu lintas ke dalam dan ke luar sel yang dikelilinginya. Seperti semua membran biologis, membran plasma memiliki permeabilitas selektif, yakni membran ini memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi yang lainnya. Salah satu episode paling awal dalam evolusi kehidupan mungkin berupa pembentukan membran yang membatasi suatu larutan yang mempunyai komposisi yang berbeda dari larutan sekelilingnya, tetapi masih bisa melakukan penyerapan nutrien dan pembuangan produk limbahnya. Kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawinya ini dengan lingkungannya merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan, dan membran plasma inilah yang membuat keselektifan ini bisa terjadi.
Semua membran sel mempunyai struktur umum yang sama ; terdiri atas lapisan molekul ganda dari lipida dan protein. Secara umum, membran plasma di bangun oleh molekul-molekul lipida 52%, protein 40%, dan karbohidrat 8%. Membran plasma mempunyai peranan yang sangat penting pada kehidupan sel. Peran membran plasma yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai penyekat, pemilah, dan pengatur. Selain itu, membran plasma juga berperan sebagai tempat terjadinya reaksi kimia, sarana komunikasi, penerima, dan penerus informasi, serta transpor bahan masuk dan keluar sel. Oleh sebab itu, di dalam makalah ini akan dibahas mengenai membran sel secara keseluruhan mengenai susunan komponen-komponen membran yang menyusun membran, dan transpor antar membran.


1.2    Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini adalah :
a)    Komponen-komponen apa saja yang menyusun membran sel dan sebutkan fungsi dari membran sel ?
b)    Bagaimanakah membran sel mengontrol pelintasan zat-zat ?
c)    Bagaimanakah komponen-komponen membran sel dalam menyusun membran?
d)    Bagaimanakah transpor yang terjadi dalam membran sel?

1.3 Tujuan
    Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a)    Mengetahui dan mempelajari komponen-komponen dari membran sel dan fungsi dari membran sel.
b)    Mengetahui susunan dari komponen-komponen membran yang menyusun membran.
c)    Mengetahui dan mempelajari ikatan antara komponen-komponen membran sel.
d)    Mengetahui macam-macam transpor antar membran, contoh, dan faktor yang mempengaruhinya.

1.4    Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
a)    Agar mahasiswa dapat menjelaskan komponen-komponen dari membran sel dan fungsi membran sel.
b)    Agar mahasiswa dapat menjelaskan susunan dan ikatan komponen-komponen membran.
c)    Agar mahasiswa dapat mengetahui macam-macam transpor antar membran serta contoh dan faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Membran sel sering juga disebut membran plasma. Membran sel merupakan bagian paling luar yang membatasi isi sel dengan sekitarnya (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat dinding sel atau cell wall).Membran sel berupa lapisan luar biasa tipisnya. Tebalnya kira-kira 8 nm. Dibutuhkan 8000 membran sel untuk menyamai tebal kertas yang biasa kita pakai untuk menulis.Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama dari membran, meskipun karbohidrat juga merupakan unsur penting. Gabungan lipid dan protein dinamakan lipoprotein. Saat ini model yang dapat diterima untuk penyusunan molekul-molekultersebut dalam membran ialah model mosaik fluida.
2.1 Struktur Membran Sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol. (http://id.wikipedia.org/wiki/Membran_sel)
    Semua membran sel mempunyai struktur umum yang sama terdiri atas lapisan molekul ganda dari lipida dan protein. Lapisan lipidanya merupakan penghalang atau barier bagi substansi-substansi yang akan menembus membran, sedangkan lapisan proteinnya menyediakan jalan bagi transpor substansi. Lapisan lipida dari membran sel terutama tersusun daru fosfolipida. Bentuk molekul fosfolipida merupakan jepit pakaian. Fosfolipida ini merupakan molekul amfipatik yang artinya salah satu ujungnya merupakan kepala molekulnya ( fosfat ) bermuatan positif dan larut air ( polar, hidrofil ), sedangkan molekul lainnya terdiri dari 2 rantai asam amino yang ujungnya merupakan ekor molekul yang bersifat sangat menolak air ( tidak larut air, non polar, hidropobik ). Ujung-ujung yang hidropob saling bertemu di tengah-tengah membran.













-

Gambar membran sel
               http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://biologi.blogsome.com/wpadmin/images/membran2.gif&imgrefurl=http://biologi.blogsome.com/2007/07/05/membran-sel

    Membran plasma dibangun oleh senyawa-senyawa lipida, protein dan karbohidrat. Membran ini mempunyai sifat hidrofobik (takut air) di bagian tengah dan hidrofilik (suka atau terikat air) di bagian permukaan luar maupun di permukaan sitosolik ( yang menghadap sitoplasma). Sifat hidrofobik terutama disebabkan oleh  komponen lipida, walaupun terdapat bagian tertentu dari senyawa lipida yang memberikan  sifat hidrofilik yaitu bagian molekul lipida yang berikatan dengan gugus fosfat atau senyawa organik yang bersifat hidrofilik.

Ø    Lipida membran
Ada empat kelompok lipida yang paling dominan dalam membran plasma, yaitu fosfolipida, sfingolipida, glikolipida, dan sterol. Molekul-molekul ini bersifat amfipatik, dalam arti bahwa dalam setiap molekul terdapt bagian hidrofilik (suka air) dan bagian hidrofobik (takut air).
Fosfolipida yang memegang paling berperan dalam seluruh sistem membran, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, adalah fosfatidilkolin atau lesitin.
Sfingolipida adalah kelompok lipida yang memiliki suatu senyawa yang sangat penting yaitu sfingosin. Glikolipida merupakan senyawa gabungan antara molekul lipida dengan karbohidrat suku rendah seperti glukosa atau galaktosa.
Sterol  yang paling dominan dalam membran adalah kolesterol. Molekulnya hampir seluruhnya bersifat hidrofob kecuali hidroksi yang pada gugus sterol.

Ø    Protein membran
Jika struktur dasar sistem membran ditentukan oleh lipida bimokuler, maka fungsi khususnya terutama dilaksanakan oleh molekul protein yang membentuk membran tersebut. Dengan demikian, jenis dan jumlah protein yang terdapat dalam membran menunjukkan fungsi dan perilaku membran yang bersangkutan. Sebagai contoh, protein yang terdapat dalam membran mitokondria sangat berbeda dibanding dengan protein membran plasma, dan protein membran plasma sel hati sangat berbeda dibanding dengan protein membran plasma sel epitel. Kandungan protein membran plasma sel mielin, dengan fungsi khusus sebagai pembungkus serabut saraf, adalah kurang dari 25% berat kering, sementara dalam membran yang terlibat proses transduksi energi ( seperti membran dalam mitokondria dan kloroplas ) bisa mencapai 75%. Kandungan rata-rata protein untuk semua membran berkisar 25-75% berat kering. Tetapi karena ukuran molekul lipida jauh lebih kecil jika dibanding dengan molekul protein, maka dalam suatu membran jumlah molekul lipida selalu jauh lebih banyak dibanding dengan molekul protein. Misalnya, dalam membran dengan berat 50% lemak dan 50% protein terdapat lebih kurang 50% molekul lipida untuk setiap molekul protein.

Ø    Karbohidrat membran
Membran yang sudah menarik banyak penelitian dan akan dideskripsikan di sepanjang bab ini adalah membran plasma dari sel darah merah ( eritrocyt ). Membran ini mengandung kira-kira 52% protein, 40% lipid, dan carbohidrat satuan berat. Dalam 8% dari carbohidrat, kira-kira 7% ada dalam bentuk glikolipid, dan penanda itu berhubungan dengan protein untuk membentuk glikoprotein. Fungsi dari glikolipid membran tidak begitu dimengerti. Perubahan dalam struktur glycolipids sudah ditemukan untuk memunculkan transformasi ganas sel dan racun cholera mempunyai efek tersendiri pada usus kecil sebagi suatu hasil dari interaksi dengan komponen-komponen membran ini. Sementara ada sebuah pewarisan kondisi penyakit Taysachs yang merupakan hasil dari gangguan dalam metabolisme.
Karbohidrat penyusun glikoprotein terdapat dalam bentuk rantai hidrofilik pendek atau oligosakarida yang mempunyai lebih sedikit dari 15 gula/rantai pemberian protein mungkin memiliki semacam rantai yang dikaitkan dengan ikatan kovalen untuk satu dari beberapa asam amino berbeda. Semula gula berbeda biasanya diisolasi dari glikoprotein ini. Hal ini termasuk glukosa, galaktosa, manosa.
2.2 Fungsi Membran Sel
    Membran sel mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a)    Kompartemenisasi
Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang membatasi dan menyelubungi suatu ruangan ( kompartemen ).
b)    Interaksi antar Sel
Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap interaksi antara sel 1 dengan yang lainnnya.
c)    Pengubahan Energi
Perubahan suatu bentuk energi menjadi energi lain merupakan hal yang sangat penting dalam proses ini. Hal yang sangat mendasar bagi semua kehidupan adalah kemampuan sel tumbuh tumbuhan untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia yang terkandung dalam karbohidrat. Sel hewan maupun tumbuhan juga mampu untuk mengubah energi kimia dari karbohidrat tersebut menjadi ATP atau senyawa berenergi tinggi.
d)    Transpor informasi
Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel lain, di dalam membran terdapat reseptor yang mampu berkombinasi dengan molekul tertentu dengan bentuk yang sesuai seperti yang selalu berkombinasi dengan molekul tertentu dengan bentuk yang sesuai seperti yang selalu berkombinasi dengan suatu substrat yang sesuai.
e)    Penyediaan enzim
Banyak enzim yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran. Sebagai contoh dapat dikemukakan di sini bahwa Na-K activated ATP ase yang berkaitan dengan pompa sodium dan kalium terdapat di dalam membran sel.
f)    Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya zat terlarut
Kemampuan membran plasma meluluskan substansi tertentu masuk ke atau keluar dari sel. Tetapi membatasi pergerakan substansi tertentu disebut permeabilitas selektif. Suatu membran dikatakan permeabel terhadap suatu substansi bila dapat secara bebas ditembus oleh substansi tersebut. Permeabilitas membran plasma tergantung dari :
ü    Ukuran sel
ü    Kelarutan dalam lemak
ü    Muatan ion
ü    Ada atau tidaknya molekul pengangkut.
2.3.  Ikatan Antara Komponen – Komponen Membran
        Ikatan antara komponen – komponen membran terdiri dari ikatan kovalen dan ikatan non kovalen. Dua molekul yang pertama (lipid dan protein) berinteraksi secara nonkovalen sedangkan ikatan antara karbohidrat, lipid dan protein bersifat kovalen.
2.4. Macam-Macam Transportasi Yang Terjadi Pada Membran Sel
Macam-macam transportasi yang terjadi pada membran sel ada 2 jenis yaitu:
1. pergerakan pasif ( transpor pasif)
2. pergerakan aktif ( transfor aktif)

2.4.1. Pergerakan Pasif (Transpor Pasif)
    Yang tergolong pergerakan pasif adalah  difusi yang merupakan salah satu bentuk pergerakan pasif dan pergerakan ini merupakan pergerakan molekul atau ion dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah. Selain difusi sederhana, terdapat juga difusi dipermudah atau sering juga disebut sebagai difusi terbantu, yang juga merupakan pergerakan atau proses pasif yang terjadi di dalam membran sel. Pergerakan pasif yang lain yang terjadi adalah osmosis, filtrasi dan dialisis.
    Kesamaan yang dapat merangkum beberapa pergerakan pasif di atas adalah bahwa semua pergerakan substansi yang terjadi tidak membutuhkan/mengeluarkan energi yang disediakan oleh ATP. Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.

a. Difusi Sederhana
    Semua partikel dalam larutan energi kinetiknya selalu dalam keadaan terus bergerak. Dan pergerakan yang terjadi ini disebut dengan Gerak Brown.
    Difusi merupakan suatu bentuk pergerakan ion atau molekul dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah. Pergerakan dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah ini berlangsung terus-menerus dan baru akan berakhir apabila molekul atau ion sudah merata di kedua daerah tersebut. Pada keadaan ini molekul atau ion bergerak dengan arah berlawanan dengan kecepatan gerak yang sama dan pada keadaan ini disebut “keadaan seimbang”.
    Kita sekarang dapat menyatakan aturan sederhana difusi : Dalam ketiadaan gaya-gaya lain, suatu substansi akan berdifusi dari tempat yang konsentrasi tinggi ke tempat yang konsentrasinya rendah. Dengan kata lain, setiap substansi akan berdifusi menuruni gradien konsentrasi.Tidak ada kerja yang harus dilakukan untuk membuat hal ini terjadi. Difusi merupakan proses spontan karena difusi itu menurunkan energi bebas sehingga tidak memerlukan energi berupa ATP yang harus dikeluarkan. Contoh percobaan yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan kristal zat warna ke dalam gelas beaker yng berisi air. Pada saat awal, warna zat tersebut hanya akan terlihat di sekeliling kristal zat warna, sedangkan pada daerah yang lebih jauh warnanya lebih muda. Pada akhirnya warna di seluruh daerah akan sama. Dalam hal ini molekul zat warna mempunyai energi kinetik dan bergerak secara acak. Molekul zat warna dan molekul air akan bergerak dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah. Apabila distribusi molekul zat warna dan molekul air sudah merata, keseimbangan sudah tercapai dan difusi akan berhenti.
    Satu contoh penting peristiwa difusi yang terjadi di dalam sel adalah pada saat penyerapan oksigen oleh sel yang melakukan respirasi seluler. Oksigen terlarut berdifusi ke dalam sel melintasi membran plasmanya. Selama respirasi seluler mengkonsumsi oksigen yang masuk, difusi ke dalam sel akan berlanjut, karena gradien konsentrasi akan mendukung pergerakan molekul ke arah tersebut.
    Kecepatan difusi zat terlarut s, dapat dinyatakan dengan keseimbangan difusi Fick, yaitu:
           
               (Sumber: Drs. Soewolo, M.Pd, hal 11)
    Hormon golongan steroid juga larut dalam lemak, dan mudah berdifusi ke dalam sel. Tetapi, bagi golongan lemak ini ada reseptor dalam sito-plasma yang akan mengangkut zat itu ke dalam inti, terutama yang berbentuk hormon seperti testosteron, estogen, dan koritokosteron. Hormon-hormon ini menempel pada urutan regulator suatu gen lalu merangsangnya aktif melakukan transkripsi dan replikasi.                                        Molekul lain yang dapat berdifusi bebas masuk sel ialah air (H2O), Oksigen (O2), gas asam arang (CO2), asam nukleat, dan vitamin. Sedangkan untuk glukosa dan ion-ion seperti unsur Na, K, Ca, Cl, harus ada reseptor sendiri, tetapi ada juga molekul yang memiliki reseptor sendiri, tetapi ada juga molekul yang memiliki reseptor bersama dengan molekul lain terutama untuk ion-ion.
b. Difusi Dipermudah (Facilitated Diffusion)
    Selain difusi sederhana, terdapat difusi macam lain yang juga melibatkan membran yang bersifat permeabel selektif, yaitu difusi dipermudah yang menggunakan protein pengangkut (carrier proteins). Protein pengangkut dapat melayani pengangkutan zat melintasi membran dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Meskipun substansi yang akan menembus membran plasma empunyai molekul besar dan tidak larut dalam pelarut lemak, molekul tersebut masih mampu berdifusi menembus membran.
Banyak model untuk menggambarkan mekanisme traspor terbantu, antara lain model yang menggambarkan bahwa protein pengangkut bergerak bolak-balik dari permukaan membran yang satu ke permukaan yang lain. Ada yang menggambarkn bahwa protein pengangkut tersebut setelah menangkap zat yang akan diangkut akan membentuk kompleks zat terlarut-pengangkut, kemudian kompleks tersebut melakukan rotasi sehingga zat yang diangkut dibawa ke permukaan berlawanan dari posisi semula. Model difusi terbantu yang lain yang rupanya lebih dapat diterima digambarkan bahwa protein integral yang berfungsi sebagai protein pengangkut memiliki pori yang tidak selalu terbuka, tetapi bila berinteraksi dengan zat tertentu maka ia akan “berubah bentuk”. Mula-mula ujung luarnya akan membuka untuk menangkap zat terlarut yang terdapat dalam cairan ekstraseluler. Setelah zat masuk, kemudian ujung luar protein pengangkut menutup dan sebaliknya ujung dalam membuka sehingga zat yang diangkut dapat lepas ke dalam sitoplasma.
Sebagai contoh adalah glukglukosa-pengangkut ini larut dalam fosfolipida dari lapisan ganda membran. Pengangkut kemudian menggerakkan glukosa ke bagian dalam membran dan akhirnya ke bagian sel. Jadi jelas bahwa pengangkut inilah yang menyebabkan glukosa dapat larut dalam fosfolipida membran, sehingga glukosa dapt bergerak menembus membran. Proses difusi dipermudah ini tidak memerlukan energi. Kecepatan gerak molekul pada difusi dipermudah lebih cepat bila dibandingkan dengan difusi biasa. Namun, kecepatan gerak molekul masih tergantung pada : a) besarnya perbedaan konsentasi antara kedua belah pihak dari membran, b) jumlah pengangkut yang tersedia, c) kecepatan pengangkut untuk mengikat substansi yang akan diangkut. Namun demikian, proses ini akan lebih cepat apabila dibantu oleh hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Salah satu peranan insulin adalah menurunkan kadar glukosa dengan cara mempercepat pengangkutan glukosa dari darah ke sel dan pengangkutan ini merupakan difusi dipermudah.
c. Osmosis
    Proses pasif lain yang menyebabkan pergerakan molekul melintasi membran adalah osmosis. Osmosis merupakan pergerakan molekul air menembus membran dari daerah yang kadar airnya tinggi (kadar zat terlarut rendah) ke daerah yang kadar airnya rendah (kadar zat terlarut tinggi). Perlu ditekankan di sini bahwa osmosis hanya terbatas pada pergerakan molekul air saja dan tidak berlaku bagi pergerakan molekul zat terlarut.
    Untuk memahami osmosis, dapat dilakukan percobaan. Misalnya kita mempunyai kantong yang bersifat permeabel selektif yang dapat dilewati air dengan bebas, tetapi tidak dapat dilewati zat terlarut dalam air. Kantong kita isi dengan garam dapur (NaCl) dan air yang dimasukkan ke dalam air suling suatu bak. Dengan perlakuan seperti itu akan nampak bahwa kantung pelan-pelan menggelembung karena air masuk ke dalam kantong. Di sini terjadi aliran air dari daerah konsentrasi tinggi (di luar kantong) ke daerah konsentrasi air rendah (dalam kantong). Karena kantong terbuat dari membran permeabel selektif, maka NaCl yang ada dalam kantong tidak dapat menerobos ke luar membran, sehingga kantong akan menggelembung.
    Osmosis menimbulkan tekanan osmotik yang besarnya dapat diukur dari jarak permukaan larutan dengan permukaan air. Tekanan osmotik penting misalnya pada gerakan air melintasi kapiler darah dalam jaringan tubuh. Jadi osmosis membantu menyeimbangkan konsentrasi air pada dua sisi membran dan penting dalam mekanisme homeostatis.
    Tekanan osmotik (π) tidak hanya proporsional terhadap konsewntrasi (C) zat terlarut ( mol zat terlarut/ L pelarut = osmolar), tetapi juga terhadap suu absolut. T ( dalam serajat Kelvin ( 0K).
π = K1C (1)   dan
π= K2T (2)
dimana K1 dan K2 adalah konstanta proporsionalitas Jacobus vant Hoff menghubungkan observasi ini kepada hukum gas dan menunjukan bahwa molekul zat terlarut dalam larutan bertindak secara termodinamika sebagai molekul- molekul gas, jadi:
π= RTC   dan
π=    (3)
n = jumah ekivalen mol larutan,yaitu banyaknya gram zat terlarut dibai berat molekul (M) zat terlarut.
R= konstanta gas (0,082 liter atmosfir per derajat per grammmol )
V=volume dalam liter
π= tekanan osmotik dalam atmosfir(1 atm= 760 mmHg )
T= suhu absolut
    Seperti pada hukum gas, pernyataan untuk tekanan osmotik ini hanya berlaku untuk larutan encer dan untuk disosiasi elektrolit.
    Sebagai contoh kita dapat menghitung tekanana osmoti 0,1 M larutan encer NaCl. Pada 250C koefisien aktivitas dari 0,1 M NaCl menjadi 0,78. Jadi equivalen mol per liter dari suatu larutan garam bimolekuler dari molaritas ini menjadi: n= 2x 0,1x 0,78 = 0,156 equive/ liter. Berdasarkan persamaan (3) kemudian menjadi
π = 
π = 
   = 3,81 atm
                                                                 (Sumber: Drs. Soewolo, M.Pd, hal 19)
d. Filtrasi
Proses pasif lain yang melibatkan pergerakan molekul atau ion keluar masuk sel disebut filtrasi. Proses ini melibatkan pergerakan air dan juga zat terlarut melintasi membran karena pengaruh tekanan hidrostatik. Pergerakan macam ini arahnya selalu dari daerah dengan tekanan hidrostatik tinggi ke daerah tekanan hidrostatik rendah. Pergerakan ini selalu terjadi selama ada perbedaan tekanan hidrostatik antara dua daerah.
    Contoh dari filtrasi ini adalah yang terjadi di ginjal. Di ginjal, tekanan darah di glomerulus mendorong air dan zat terlarut bergerak melintasi membran filtrasi menuju ruang kapsula Bowman. Demikian juga pergerakan air dan zat terlarut dari kapiler darah ke cairan jaringan melintasi endotelium kapiler merupakan proses filtrasi.

e. Dialisis
    Dialisis merupakan proses pasif dari zat terlarut yang bergerak melintasi membran yang bersifat permeabel selektif da menunjukkan adanya pemisahan molekul kecil dari molekul besar. Misalkan suatu larutan mengandung molekul dengan ukuran berbeda-beda ditempatkan dalam tabung yang hanya permeabel terhadap molekul berukuran kecil. Tabung tersebut kemudian ditempatkan dalam gelas beaker yang berisi air. Setelah beberapa saat kemudian terlihat bahwa zat terlarut berukuran kecil bergerak dari tabung menuju ke air yang terdapat dalam gelas beaker. Sedangkan zat terlarut berukuran besar tetap tinggal di dalam tabung.
    2.4.2. Proses Aktif
    Bila sel secara aktif melibatkan diri dalam pergerakan molekul atau ion melintasi membran, energi harus ada dan dipersiapkan oleh sel. Dalam hal ini sel mempunyai kemampuan untuk menggerakkan molekul atau ion dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi. Pergerakan ini disebut pergerakan yang menentang gradien konsentrasi. Proses aktif ini dapat dilakukan dalam bentuk transpor aktif, fagositosis dan pinositosis.
a. Transpor Aktif
    Transpor aktif merupakan pergerakan substansi menembus membran dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi. Agar terjadi pergerakan substansi menentang/melawan gradien konsentrasi, membran sel menyiapkan energi dari ATP yang ada di dalam membran sel. Dalam proses ini protein integral yang terdapat dala membran sel mempunyai peranan penting dalam transpor aktif. Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore.
Transpor aktif dilakukan oleh sel untuk menjaga agar zat-zat yang diangkut tersebut dapat berada dalam konsentrasi yang tepat untuk menunjang keoptimalan fungsi sel. Misalnya sel-sel tiroid yang memerlukan banyak ion iodida untuk membentuk hormon tiroksin. Sel-sel tiroid yang dalam sitoplasmanya telah memiliki ion iodida beberapa kali lebih tinggi dari darah, secara aktif mengambil ion iodida dari aliran darah melalui transpor aktif.
    Mekanisme transpor aktif sebenarnya hampir sama dengan difusi terbantu, hanay saja pada proses ini membutuhkan energi ATP. Kebanyakan tanspor aktif mengangkut dua macam zat melintasi membran pada saat yang sama pada arah yang berlawanan. Sebagai contoh adalah pemompaan natrium-kalium pada sel syaraf. Ion natrium dipompa ke luar sel, sementara itu pada saat yang sama ion kalium dipompa ke dalam sel. Pemompaan ini dilakukan sel untuk memelihara ketepatan potensial membran sel syaraf.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
            http://id.wikipedia.org/wiki/Membran_sel



b. Fagositosis
    Proses aktif lain dimana sel memasukkan substansi melintasi membran disebut fagositosis atau juga disebut makan sel. Pada proses ini uluran sitoplasma yang disebut pseudopodia mendekap (melingkari) partikel padat di sebelah luar sel. Sekali partikel dilingkari, membran melekuk ke dalam, membentuk kantong yang berisi partikel tersebut. Kantong yang terbentuk ini disebut vakuola fagositik yang kemudian memisahkan diri dari membran sel. Pada waktu bersamaan terjadi pencernaan partikel yang terdapat di dalam vakuola fagositik. Partikel yang tidak tercerna dan zat ampas hasil metabolisme sel disingkirkan dari dalam sel dengan fagositik terbalik. Phagocytosis umum dilakukan oleh lekosit, makrofoga, sel hati, sel lemak, dan beberapa sel epitel dalam keadaan khusus.
c. Pinositik
    Pada pinositik atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang didekap lebih merupakan larutan daripada partikel padat. Di sini tidak tampak adanya uluran sitoplasma sehingga caranya adalah dengan menarik larutan ke permukaan membran. Membran melekuk ke arah dalam dan melingkari larutan dan akhirnya terpisah dari membran. Hanya beberapa sel saja yang mampu melakukan fagositosis, sedangkan kebanyakan sel lainnya melakukan pinositosis. Pinocytosis umum berlaku bagi sel-sel epitel, terutama pada sel dinding pembuluh kapiler darah Pergerakan substansi ke dalam sel dengan cara fagositosis atau pinositosis disebut endositosis. Sedangkan pergerakan substansi ke arah luar sel disebut eksositosis.
    (Sumber: Kartolo S. Wulangi, hal 12-16)








BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
    Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. Semua membrans el mempunyai struktur umum yang sama terdiri atas lapisan molekul ganda dari lipid dan protein.            Komponen utama membran sel terdiri atas Phosfolipid, selain itu terdapat senyawa lipid seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Phosfolipid memiliki dua bagian yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofobik merupakan bagian yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik terdiri atas gliserol, phosfat, dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain                            Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.                            Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, Reece , Jane B, and Mitchell, Lawrence G. 2002. Biologi, Edisi kelima jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Dosen Biologi Sel. 2006. Biologi sel. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Ville, walker,Claude A. 1984. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga
Wulangi, Kartolo S. 1995.Prinsip- Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
http://id.wikipedia.org/wiki/Membran_sel
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://biologi.blogsome.com/wpadmin/images/membran2.gif&imgrefurl=http://biologi.blogsome.com/2007/07/05/membran-sel

Dinamika Populasi

PENDAHULUAN
 Latar Belakang
    Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari penetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punah.
    Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.
Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini meliputi pengertian populasi, ciri-ciri populasi, kerapatan populasi dan cara pengukurannya, pengukuran kerapatan nisbi, kelangkaan hewan, parameter utama populasi, distribusi individu dalam populasi, struktur utama populasi, piramida ekologi dan pertumbuhan populasi.

 Tujuan
    Diharapkan dengan makalah ini tujuan yang ingin dicapai adalah:
1.    Memahami konsep populasi secara tepat individu sejenis dalam suatu habitat.
2.    Memahami konsep ukuran dan kepadatan populasi.
3.    Memahami konsep pertumbuhan populasi.
4.    Memahami metode pengukuran populasi.
 Manfaat
    Manfaat yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah:
1.    Mahasiswa mampu memahami konsep populasi secara tepat.
2.    Mahasiswa mampu memahami konsep ukuran dan keadatan populasi.
3.    Mahasiswa mampu memahami konsep pertumbuhan populasi
4.    mahasiswa mampu memahami metode pengukuran populasi.

PEMBAHASAN
 Pengertian Populasi
           Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi
           Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung.

Ciri-Ciri Dasar Populasi
           Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya
1.ciri- ciri biologi
         Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
a.    Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
b.    Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua  = senessens, dan mati)
c.    Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan  lingkungan
d.    Mempunyai hereditas
e.    Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunanuntuk waktu yang lama.

2. ciri- ciri statistik
             Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:
a.    Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b.    Sebaran (agihan, struktur) umur
c.    Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d.    Dispersi(sebaran individu intra populasi

Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya
            Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu daun) per daun.
             Pengaruh populasi terhadap  komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar dari kerapatan ekologi( kerapatanspesifik.
             Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang benar- benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh : kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan dengan kerapatan afik per daun,
             Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak(absolut) dan kerapatan nisbi( relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah).
             Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan sample (sampling).
A.    Kerapatan mutlak
             Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:
1.    Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh)
metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi. Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya menetap,misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan untuk menentukan  populasi hewan  yang berjalan lambat, misalnya jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain
2.    Metode Sampling (cuplikan)
pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi.
Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik.beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara lain:
    Metode kuadrat
Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh area yang diselidiki.
    Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang
Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu: 1. individu- individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak.2. individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda.3. tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.
    Metode removal (pengambilan)
metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut: 1. populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.2. peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama.3. probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda penangkapan adalah sama.

B.    Pengukuran kerapatan nisbi (relatif)
Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah sebagai berikut :
·    Menggunakan perangkap
·    Menggunakan jala
·    Menghitung jumlah felet faeses
·    Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi dinyatakan sebagai frekuensi bunyi persatuan waktu
·    Tangkaan persatuan usaha
·    Jumlah artifakta
·    Daya makan
·    Kuesioner
·    Sensus tepi jalan
·    Umpan manusia

Parameter Utama Populasi
1. Natalitas
            Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau ntukmeningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu melalui aktifitas perkembangan.
Laju natalitas: jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.
Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
A.    fertilitas
tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
B.    fekunditas
tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.
Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu: 1.natalitas maksimum= n. mutlak (absolut)=n. 2. natalitas ekologi= pertambahan populasi dibawah kondisi lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya.

2.Mortalitas
            Menunjukkan kematian individu dalam populasi.
           Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:
A.    mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya individu            
     dibawah kondisi lingkungan tertentu.
B.    mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan      
      yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.

3.Emigrasi, imigrasi dan migrasi.
         Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.
·    Emigrasi  : perpindahan keluar dari area suatu populasi.
·    Imigrasi   : perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan  mengakibatkan meningkatkan kerapatan
·    Migrasi   : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.

Distribusi Individu dalam Populasi
    Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di bedakan atas 3 pola utama yaitu:
1.    Acak (Random)
    Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs dalam area yang di tempati adalah sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam. Keacakan berarti pula bahwa kehadiran individu lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran acak ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang sama dengan rata-rata (x).
2.    Teratur (Seragam, unity):
Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi terjadi persaingan yang keras atau ada antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang lebih merata. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini di tunjukkan oleh varians (s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x)
3.    Mengelompok (Teragregasi, Clumped)
Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu sendiri dapat terjadi oleh karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini varians (s2) yang lebih besar dari rata-rata (x)

Struktur Umur Populasi
    Untuk menggambarkan sebaran umur dalam populasi, dapat di lakukan dengan mengatur data kelompok usia dalam bentuk suatu poligon atau piramida umur. Dalam hal ini jumlah individu atau persentase jumlah individu dari tiap kelas usia di gambarkan sebagai balok-balok horizontal dengan panjang relatif tertentu. Secara hipotesis, ada tiga bentuk piramida umur populasi, yakni :
1.    populasi yang sedang berkembang
2.    populasi yang stabil
3.    populasi yang senesens (tua)
Piramida Ekologi
    Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
a. Piramida jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
b. Piramida biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram.  Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
c. Piramida energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut.
1.    Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2.    Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan dikeluarkan sebagai sampah.
3.    Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme.

Faktor-faktoryang mempengaruhi penyebaran populasi:

• Distribusi sumberdaya

• Perilaku sosial (pada hewan)

• Faktorlain (interaksiorganisme, tempatberlindung,oksigen terlarut, dll)

    Kepadatan dan pola penyebaran populasi merupakan faktor penting untuk analisis dinamika populasi
Pertumbuhan Populasi
    Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi.
    Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S)
1.    Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2.    Pertumbuhan Sigmoid
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.

Faktor pembatas pertumbuhan populasi :

• Tergantung kepadatan : makanan dan ruangan

• Tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam

Faktor pembatasmenyebabkan spesies menerapkan strategi untuk bertahan hidup.


Kelangkaan Hewan
    Kelangkaan suatu hewan dapat ditinjau dari aspek kelimpahan, tepatnya intensitas (kerapatan) dan prevalensi menunjukkan jumlah atau ukuran area-area yang di tempati spesies itu atau cacah dan besarnya daerah yang dialami oleh makhluk di dalam kawasan secara keseluruhan.
    Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi (= prevalen) dapat lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas, maka lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas, maka lebih mudah di jumpai dimana-mana. Berbada halnya dengan suatu spesies yang prevalensinya rendah, karena daerah penyebarannya sempit hanya dapat di jumpai pada tempat-tempat tertentu saja (= terlokalisasi).
    Adapun faktor-faktor penyebab punahnya hewan  yang berkaitan dengan  tindakan manusia itu antara lain sebagai berikut:
1.   Habitat hilang atau mengalami degradasi
Manusia banyak mengganggu habitat dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Gangguan habitat itu ada yang sampai menyebabkan habitat hilang, ada yang mengalami degradasi dan paling tidak ada habitat yang terganggu. Beberapa contoh habitat yang hilang, rusak atau terganggu karena terganggu oleh perbuatan manusia adalah sebagai berikut.
a.    Hutan di tebang untuk di jadikan daerah pemukiman. Ini merupakan contoh hilangnya habitat. Perubahan hutan menjadi daerah perumahan, terutama perumahan di daerah perkotaan menyebabkan pohon-pohonan dan tumbuhan lain di tebang habis.
b.    Kerusakan terumbu karang karena ledakan dinamit yang di gunakan orang untuk menangkap ikan. Penangkapan ikan dengan menggunakan dinamit pada umumnya di lakukan di daerah yang dangkal yang banyak di huni oleh hewan-hewan karang. Ledakan dinamit di tempat tersebut dapat merusak terumbu karang
2.   Fragmentasi habitat
Pembuatan jalan, pengembangan daerah pertanian dan pembuatan daerah pemukiman di lingkungan habitat yang luas tidak menghilangkan habitat secara keseluruhan. Jalan, perkebunan, dan kota yang di bangun orang menyebabkan habitat terpisah-terpisah. Pemisahan itu menyebabkan habitat terpecah menjadi kecil-kecil, sehingga menyebabkan hewan terkungkung pada lingkungan sempit yang tidak memungkinkan hewan tumbuh dan berkembangbiak secara optimal.
3.    Pemburuan komersial.
Pemburuan komersial adalah pemburuan binatang sebagai upaya untuk memperoleh penghasilan bukan untuk rekreasi.
4.    Faktor lain
Di negara-negara yang wilayahnya luas, misalnya Amerika Serikat, jalan raya yang menghubungkan kota dengan kota lain amat panjang. Jalan itu melintasi tempat-tempat yang masih di huni oleh hewan liar, masalnya hutan dan padang rumput. Jalan itu memisahkan kawasan tersebut menjadi dua bagian, yaitu di kiri dan di kanan jalan. Hewan-hewan liar yang hidup di kawasan itu sering kali menyeberang jalan pada malam hari. Di antara hewan-hewan itu banyak yang terlindas kendaraan yang melintas di jalan tersebut.

Dinamika Populasi
    Merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta pengaturan populasi. Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan).
    Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah:
1.    Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
2.    Perubahan jumlah individu dalam populasi.
3.    Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang menjaga kestabilan jumlah individu dalam populasi.
4.    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam populasi.

PENUTUP
    Dinamika populasi adalah pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan populasi organisme. Populasi adalah individu-individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok.
    Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya
    Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu  anggota populasi di suatu daerah tertentu. Jika daerah penyebaran populasi luas sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh sulit di lakukan, besarnya ukuran populasi yang di gunakan adalah kepadatan populasi, yang menyatakan individu persatuan luas tertentu. Ukuran dan kepadatan populasi dapat di ukur dengan metode sensus, sampling atau pengukuran nisbi.
    Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan dengan perbedaan angka kelahiran dan angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu di pengaruhi oleh jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup pada umur tertentu.







Daftar Pustaka

Susanto, pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Jakarta :Departemen Pendidikan Dan
               Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Tim Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan : FMIPA UNIMED

Zulkifli, hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan
       Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

www.google.co.id//ekologi hewan//populasi hewan/d/?//

Biokimia Sel

I.    Pendahuluan
Biokimia sel, bila ditinjau dari asal kata pembentuknya berasal dari dua kata, yaitu biokimia dan sel. Biokimia merupakan ilmu yang berhubungan dengan  berbagai molekul di dalam sel atau organisme hidup sekaligus dengan reaksi kimianya. Sedangkan sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Dari defenisi singkat di atas, dapat kita simpulkan bahwa biokimia sel merupakan suatu pembahasan yang di dalamnya menguak berbagai persoalan yang menyangkut kegiatan/reaksi kimia dari berbagai macam molekul yang ada di dalam sel atau organisme hidup sebagai suatu unit fungsional dan struktural terkecil dari makhluk hidup.
Tujuan mempelajari biokimia sel yaitu memahami interaksi molekul-molekul tak hidup yang menghasilkan fenomena kompleks dan efisien yang menjadi ciri-ciri kehidupan serta menjelaskan keseragaman kimia dari kehidupan yang beragam serta dapat menguraikan semua proses kimiawi pada sel hidup yang secara kontinual terus berlangsung di dalam sel tanpa henti. Semua aktivitas hidup organisme selalu dimulai dari aktivitas kimiawi yang berlangsung dalam satuan molekuler di dalam sel tubuh organisme. Reaksi kimiawi yang berjalan secara terus menerus ini  membutuhkan energi untuk menjalankan fungsinya. Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan secara langsung dengan mempelajari biokimia sel yaitu manusia dapat mendapatkan kesejahteraan hidup dan dapat lebih mengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang biologi sel sehingga bermanfaat dalam kemajuan ilmu pengetahuan yang sifatnya molekuler. Dapat dikatakan hampir semua ilmu kehidupan berhubungan dengan Biokimia.
    Biokimia sendiri sebagai ilmu baru berkembang pesat pada abad 20 berkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah memungkinkan para ahli untuk lebih mendalami dan menjelaskan berbagai fenomena biologi molekuler, terlebih setelah ditemukannya mikroskop elektron sebagai pendukung utama perkembangan biokimia (Melva Silitonga, dkk, 2007).

II.    Isi
a.    Struktur Kimia Sel
Senyawa kimia penyusun sel disebut Protoplasma. Struktur kimia sel tersusun atas karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat.    Sel terdiri atas dua kelompok utama yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik adalah sel eukariotik terdapat pengorganisasian atau pemisahan organel-organel sel yang lebih jelas, sedangkan organel-organel sel prokariotik tidak memiliki membran seperti sel eukariotik. Seluruh proses metabolisme prokariotik terjadi dalam sitoplasma sel.
Orang mengenal tentang istilah sel sebagai berikut:
1.    Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan kegiatan hidup.
2.    Sel baru dihasilkan dari sel hidup sebelumnya.
3.    Aktivitas seluruh bagian tubuh organisme ditentukan oleh seluruh aktivitas yang mandiri.
4.    Sel sebagai unit terkecil makhluk hidup secara stuktural dan fungsional makhluk hidup.
Sel terdiri dari Membran Plasma, Sitoplasma, Nukleus, dan organel-organel yang masing-masing mempunyai fungsi khusus. Sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu Sel Prokariotik dan Eukariotik. Bentuk dan ukuran sel bervariasi sesuai dengan fungsinya. Bentuk-bentuk tersebut kubus, lonjong, pipih, silindris, kotak, batang, dan lainnya.
Bagian-bagian sel yang utama:
1.    Membran Sel / Membran Plasma, merupakan bagian sel yang paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
2.    Nukleus (inti sel), berbentuk bulat atau oval dan terdapat Nukleoulus, Nukleoplasma, dan Butiran Kromatin.
3.    Sitoplasma, merupakan cairan sel, bersifat koloid dan mempunyai organel.  Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu dinamakan Organel Sel. Organelnya terdiri dari: Retikulum Endoplasma (RE), Badan Golgi, Ribosom, Lisosom, Peroksisom dan Glokosisiom, Mitokondria, Plastida, Vakuola, Sentriol dan Sitoskeleton.                           (Ameilia Siregar, 2010)
Sel dibangun oleh kompenen kimia yang terdiri atas komponen anorganik dan organik. Komponen anorganik adalah komponen yang berasal dari alam, komponen organik adalah komponen yang dihasilkan makhluk hidup. 1. Air merupakan pelarut dan media difusi yang baik untuk proses metabolisme dalam sel dan jaringan.Air juga berperan untuk menjaga keseimbangan PH cairan sel. 2. Senyawa-senyawa biomolekul terbagi menjadi duajenis yaitu makromolekul dan mikromolekul. 3. Mineral dan Ion, merupakan komponen penyusun sel.

b.    Metabolisme Sel
Metabolisme adalah proses kimia atau perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel jaringan tubuh organisme. Proses metabolisme di dalam sel melibatkan enzim yang berperan sebagai biokatalisator pada reaksi–reaksi biokimia yang terjadi di dalam sel jaringan. Yang mengalami perubahan adalah substrat reaksi dan energi. Perubahan dikatalisis oleh enzim. Fungsi metabolisme adalah mengekstrak energi dari substrat atau sekelilingnya, menyimpannya dalam senyawa energi tinggi untuk melaksanakan aktivitas/fungsi kehidupan.
Metabolisme dibagi menjadi dua golongan, yaitu proses kontruksi (pembentukan) dan proses destruksi (pemecahan). Proses kontruksi disebut anabolisme, yaitu proses sintesis sebagai senyawa organik dari elemen anorganik, misalnya sistesis zat gula pada peristiwa fotosintesis, serta sisntesis zat protein dan zat lemak. Pada anabolisme terjadi penimbunan atau penyimpanan sejumlah energi potensial pada subtansi yang dibentuk. Proses destruksi disebut katabolisme yaitu proses pemecahan molekul–molekul zat yang komplek menjadi molekul zat yang lebih sederhana, misalnya pemecahan molekul karbohidrat menjadi molekul glukosa, pemecahan molekul protein menjadi asam amino, serta pemecahan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Proses katabolisme terjadi pada respirasi sel, fermentasi, dan pencernaan makanan.pada katabolisme, energi potensial yang semula disimpan di dalam substansi zat dibebaskan atau dilepaskan sebagai energi kerja untuk dipergunakan dalam berbagai aktivitas protoplasma sel hidup (Khaidir Munhaj).
Metabolisme pada sel eukariot sangat tergantung pada mitokondria untuk melangsungkan proses metabolisme oksidatifnya. Mitokondria dalam banyak hal menunjukkan sifat-sifat yang mirip dengan organisme prokariot yang hidup bebas. Disamping itu, mitokondria juga memiliki DNA sendiri (di luar DNA yang terdapat dalam nukleus) dan membentuk mitokondria yang baru (reproduksi) dengan cara membelah diri. Mitokondria bertanggung-jawab untuk menyelenggarakan respirasi sel.
Sel-sel eukaroit merupakan turunan dari organisme anaerobik primitif yang berhasil bertahan hidup dalam lingkungan yang menjadi kaya akan oksigen dengan cara menelan bakteri aerobik (mitokondria). Bakteri aerobik yang ditelan tersebut tidak pecah, tetapi sebaliknya dipelihara dan dipertahankan dalam sel secara simbiosis untuk dapat dimanfaatkan kemampuannya dalam mengikat oksigen atmosfer dan memproduksi energi (Herbet Sipahutar, dkk, 2007).
Secara ringkas proses metabolisme dalam sel dapat digambarkan sebagai berikut:
    MAKANAN         DICERNA         PRODUK CERNA

    METABOLISME         DISERAP DI MUKOSA INTESTINUM

    HASILNYA :  ENERGI  +  METABOLIT

               Untuk      Diekskresi
             Aktivitas

















III.    Penutup
Semua makhluk hidup terdiri dari sel-sel hidup, paling sedikit terdiri dari satu sel, yaitu dari jenis mikroorganisme. Sel merupakan unit struktural sekaligus fungsional terkecil organisme. Proses yang terjadi di dalam sel tidak terlepas dari organel-organel dalam sel yang bekerja saling koheren satu sama lain. Selain itu juga terdapat senyawa-senyawa kimia yang terdapat di dalam organel sel tadi, yang kemudian disebut sebagai biomolekul. Biomolekul ini bekerja saling interaksi dengan teratur, sehingga menampakkan ciri kehidupan.
Dalam sel hidup, senyawa dasar yang sederhana secara bertahap akan diubah menjadi senyawa yang lebih kompleks fungsi dan strukturnya melalui suatu proses yang disebut metabolisme. Dengan proses metabolisme yang berjalan baik pada tingkat sel, maka setiap organisme mampu melakukan segala aktivitas hidupnya.




Daftar Pustaka
Munhaj, Kaidir, (      ), Sel, http://khaidirmuhaj.tk (diakses tanggal 17 Januari 2011)

Silitonga, Melva, dkk, (2007), Biokimia Untuk Biologi, Medan: FMIPA Unimed.

Sipahutar, Herbert, dkk, (2007), Biologi Sel, Medan: FMIPA Unimed.

Siregar, Ameilia, (2010), Struktur Kimia Sel, http://www.chem-is-try.org  (diakses tanggal 20 Januari 2011).

Filsafat Ilmu & Biologi

I. Pendahuluan
    Sering kita mendengar istilah filsafat, filsafat ilmu pengetahun, pengetahuan dan ilmu pengetahuan, Istilah-istilah yang tentunya sudah tidak asing di telinga kita karena sungguh familiar saat kita sedang membaca sebuah buku maupun saat sedang mendengarkan suatu seminar, khususnya yang terkait bidang pendidikan. Terkadang sulit memang mengartikan makna masing-masing istilah tersebut. Tidak jarang pula kita berasumsi bahwa filsafat dan filsafat ilmu pengetahuan memiliki makna yang sama. Begitu pula antara ilmu dengan ilmu pengetahuan yang sering kita anggap sama maknanya. Padahal keempat istilah tadi memiliki makna yang berbeda satu sama lain dan dapat dilihat jelas perbedaannya jika kita telusuri lebih dalam.
    Filsafat, yang dalam pikiran kita akan memunculkan suatu persepsi sempit sebagai istilah yang maknanya kurang lebih adalah proses berpikir tingkat tinggi yang dilakukan dengan penalaran logis dan kritis akan sesuatu hal yang tergambar jelas di alam yang dapat diamati dengan indera dan hanya dapat dilakukan oleh orang yang berilmu tinggi dan bijaksana, layaknya seorang filsuf atau professor. Sedangkan ilmu pengetahuan atau sains, kita artikan sebagai hasil pemikiran seorang jenius yang mampu menghadirkan pengetahuan baru yang dapat diindera yang dihasilkan melalui pengamatan berulang dan kemudian disimpulkan sebagai sebuah teori.
    Dalam kehidupan yang serba moderen seperti sekarang ini, dimana manusia seolah mampu menciptakan segalanya dan mampu mengatasi segala permasalahan kehidupannya, memang mutlak tidak terlepas sebagai peran penting yang dimainkan oleh filsafat dan sains yang sudah berkembang sedemikian majunya sebagai hasil pemikiran manusia itu sendiri.  Namun, hal itu pulalah yang mengakibatkan manusia-manusia yang hidup di zaman moderen saat ini seolah melupakan dari mana mereka berasal dan siapa yang menciptakan mereka. Sedikit dari manusia moderen ini tidak lagi mengenal siapa Tuhan mereka dan tidak mengakui ajaran yang diturunkan-Nya yang kemudian kita kenal sebagai agama (wahyu). Mereka hanya berpikir bahwa filsafat adalah moyang dari ilmu pegetahuan atau sains yang mereka anggap sebagai dewa mereka.
    Dalam hal ini, kita harus pintar-pintar dalam melihat hubungan diantara beberapa istilah tadi, yaitu filsafat dan filsafat ilmu pengetahuan, pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta kaitannya dengan agama sebagai wahyu Tuhan.

II. Isi
1. Defenisi
a. Filsafat
    Filsafat berasal dari kata Yunani, yakni philosophia yang berarti cinta (philia) kebijaksanaan (Sophia). Menurut analisis kata ini muncul dari mulut Phytagoras yang hidup di Yunani Kuno pada abad ke-6 Sebelum Masehi (Budi Hardiman dalam Wattimena, 2008). Oleh sebab itu, orang yang bijaksana atau yang mencintai kebijaksanaan disebut sudah berfilsafat atau sering disebut sebagai seorang filsuf.
    Ada dua jawaban mudah untuk menjelaskan apa itu filsafat, yang pertama menjelaskan bahwa filsafat itu merupakan sebuah aktivitas berpikir tentang realitas sebagai suatu keseluruhan secara mendalam. Sementara, yang kedua adalah filsafat sebagai sebuah analisis konseptual tentang tindak berpikir manusia, atau aktivitas berpikir tentang pikiran itu sendiri (Wattimena,2008). Menurut William Temple, filsafat menuntut pengetahuan untuk memahami. Filsafat banyak berhubungan dengan pikiran yang dingin dan tenang. Filsafat dapat diumpamakan seperti air telaga yang tenang dan jernih dan dapat dilihat dasarnya. Seorang ahli filsafat, jika berhadapan dengan penganut aliran atau paham lain, biasanya bersikap lunak. Filsafat, walaupun bersifat tenang dalam pekerjaannya, sering mengeruhkan pikiran pemeluknya. Ahli filsafat ingin mencari kelemahan dalam tiap-tiap pendirian dan argumen, walaupun argumennya sendiri.
    Berfilsafat berarti kita sedang mencari akar pengetahuan terdalam yang membutuhkan penalaran logis dan rasional (reasoning) dalam pemikirannya, dan mencoba menghindari jawaban atas sesuatu yang sifatnya abstrak (tidak logis) serta terpisah dengan jawaban yang bersumber dari wahyu Tuhan (agama) maupun budaya tertentu. Satu hal yang menjadi ciri khas filsafat adalah bahwa problematika yang direfleksikannya tidak dapat dijawab oleh sains ataupun logika (common sense). Hal ini  bukan berarti filsafat tidak membutuhkan sains dengan analisis datanya yang kompleks dan valid. Bahwa kemudian refleksi filsafat dibangun dari fakta-fakta ilmiah.
    Salah satu hal yang membuat filsafat menarik adalah kemampuannya untuk membuat orang menjadi lebih sensitif pada hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan.

b. Filsafat Ilmu Pengetahuan
    Filsafat ilmu pengetahuan lebih luas dari sekedar sejarah ilmu pengetahuan. Sejarah ilmu pengetahuan berguna untuk memahami proses penemuan berbagai macam hal di dalam ilmu pengetahuan. Secara umum, filsafat ilmu pengetahuan adalah upaya untuk memahami makna, metode, struktur logis dari ilmu pengetahuan, termasuk juga di dalamnya kriteria-kriteria ilmu pengetahuan, hukum-hukum, dan teori-teori di dalam ilmu pengetahuan (Wattimena, 2008).
Dalam filsafat pengetahuan dibahas mengenai ilmu pengetahuan dan hakikatnya, sekaligus relevansinya dengan dunia kehidupan sehari-hari. Dalam filsafat sains dibahas alam dan segala fenomenanya dan dilanjutkan dengan pencarian akan makna fundamental dari gejala alam tersebut. Relevansi filsafat ilmu pengetahuan terhadap perkembangan ilmu sangat tinggi dalam membantu menyadari tiap langkah yng diambil. Hal ini disebabkan karena filsafat masih mempunyai persamaan-persamaan mendasar dan dekat dengan ilmu lainnya, serta sifatnya selalu menumbuhkan sikap bertanya dan reflektif. Refleksi alam senantiasa dibutuhkan untuk memahami apa yang sedang terjadi, atau dalam hal melihat pola sejarah dan membuat prediksi ke depan mengenai suatu objek tertentu (Wonorahardjo, 2010).
    Filsafat Ilmu Pengetahuan selalu memperhatikan dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu pengetahuan. Seorang filsuf ilmu pengetahuan senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam pengamatannya, seperti apa, mengapa dan bagaimana. Filsafat ilmu pengetahuan berisi analisis tentang ilmu pengetahuan, yakni analisis atas konsep-konsep yang digunakan di dalam ilmu pengetahuan, serta analisis atas pendasaran-pendasaran rasional dari ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu pengetahuan merupakan sebuah upaya untuk memahami makna, metode, serta struktur logis dari ilmu pengetahuan, terutama dengan analisis criteria, konsep-konsep, dan teori-teori yang ada dalam ilmu pengetahuan (Wattimena, 2008).

c. Ilmu Pengetahuan (Sains)
    Sains berasal dari kata latin Scientia yang berarti pengetahuan, pengertian dan faham yang benar mendalam. Menurut beberapa ahli, sains atau ilmu pengetahuan dapat diartikan ke dalam beberapa pengertian berikut:
Mohammad Hatta, mendifinisikan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kdudukannya tampak dari luar, amupun menurut hubungannya dari dalam. Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana. Ashely Montagu, Guru Besar Antropologi di Rutgers University menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji (http://filsafat-ilmu.blogspot.com).
Sains mempunyai makna yang merujuk ke pengetahuan yang berada dalam sistem berpikir dan konsep teoritis dalam sistem tersebut, yang mencakup segala macam pengetahuan, mengenai apa saja. Sains sangat berguna dalam kehidupan manusia, diantaranya sains berfungsi untuk membantu manusia berpikir dalam pola sistematis, sains dapat menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama lain antar gejala alam, sains dapat digunakan untuk meramalkan gejala alam yang akan terjadi berdasarkan pola gejala alam yang dipelajari, sains digunakan untuk menguasai alam dan mengendalikannya demi kepentingan manusia, dan sains digunakan untuk melestarikan alam karena sumbangan ilmunya.
Menurut Randall dan Buchker mengemukakan beberapa ciri umum ilmu pengetahuan, diantaranya :
1. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2. Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyelidiki adalah manusia.
3. Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode ilmu tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
Menurut Ernest van den Haag mengemukakan ciri-ciri ilmu, yaitu: 1. Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal (rasio). 2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh panca indera. 3. Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali. 4. Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian selanjutnya (http://www.slideshare.net/yuliati/tugas-filsafat)
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan (sains) adalah kumpulan pengetahuan yang terstruktur dan sistematik yang terbentuk jika ada objek, ada subjek, dan ada sarana membangun struktur kumpulan pengetahuan tersebut, misalnya bahasa dan logika. Ilmu pengetahuan berada dalam lingkaran metode-aktivitas-pengetahuan yang merupakan siklus yang tak akan berhenti dieksplorasi manusia.

d. Pengetahuan
    Pengetahuan bersifat obyektif, walaupun tidak selalu terlepas dari subjeknya. Pengetahuan kerap digunakan sebagai rujukan. Pengetahuan dan keyakinan adalah sikap mental menyangkut suatu objek. Keyakinan bisa saja keliru walaupun diyakini. Pengetahuan tidak bisa keliru karena segera setelah terbukti keliru, pengetahuan tidak digunakan lagi untuk rujukan atau dikatakan kekeliruannya sudah diketahui. Kekeliruan yang diketahui itupun merupakan pengetahuan juga.
    Dalam pengetahuan, objek yang diketahui harus ada dan harus terjadi sebagaimana objek ini diklaim. Pengetahuan selalu menyandang keenaran karena acuannya realitas, namun kebenaran ini mungkin bersifat sementara karena tergantung realitas-realitas lain yang pada saat itu belum diketahui.
    Secara umum, pengetahuan dapat dibedakan menurut polanya. Pembagian ini berlaku untuk pengetahuan secara umum, termasuk untuk pengetahuan akan alam dan segala aspeknya. Pembedaan ini dilakukan sesuai dengan tingkatan kognisi yang diperlukan, mulai dari pengetahuan saja tanpa mengolah sampai dengan pengetahuan yang didapat setelah informasi diolah dalam beberapa langkah. Ada pembedaan sesuai dengan sejauh mana pengetahuan itu telah diolah dan seberapa banyak pengetahuan itu diperlukan untuk memecahkan masalah yang ada.

e. Biologi dan Pendidikan Biologi
    Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup. Biologi termasuk salah satu ilmu tertua yang telah dikenal sejak zaman prasejarah. Ilmu ini dapat dibagi menjadi beberapa cabang ilmu, antara lain botani, zoologi, morfologi, dan fisiologi. Kajian biologi telah meluas ke ilmu-ilmu lain sehingga melahirkan beberapa cabang ilmu baru seperti biokimia dan biofisika. Cabang-cabang biologi sangat banyak, contohnya botani, zoologi, evolusi, embriologi, genetika, klasifikasi, taksonomi, anatomi, fisiologi, morfologi, bakteriologi, palaentologi, ekologi, bioteknologi, serta teralogi.
    Sebagai ilmu pengetahuan, biologi tidak berdiri sendiri melainkan erat hubungannya dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain, bahkan besar peranannya bila dikaitkan dengan kebutuhan manusia. Biologi modern mampu membuka tabir rahasia alam yang banyak dijumpai dalam alam kehidupan dan sangat berguna bagi kemajuan dan kesejahteraan manusia. Peranan biologi terhadap ilmu-ilmu lain, yaitu biologi sebagai ilmu pengetahuan tentu tidak dapat berdiri sendiri melainkan berhubungan erat dengan ilmu-ilmu lain. Sifat hubungan itu kadangkala biologi merupakan sumber atau bagian terpenting, tapi sering juga berupa pelengkap dalam memahami suatu ilmu pengetahuan (Suwarno, 2009).
    Pendidikan biologi dapat dimaknai sebagai upaya untuk membelajarkan biologi sebagai suatu ilmu pengetahuan dalam suatu pembelajaran formal di sekolah maupun nonformal dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan biologi perlu dimaknai secara luas dan mendalam, yakni bukan hanya pemahaman dalam penguasaan teori dan konsep dalam ilmunya, tetapi juga lebih dari itu yang terpenting mampu menyentuh aspek sosial yang implementasinya bisa langsung dirasakan manfaatnya dalam kehidupan. Misalnya, membelajarkan kepada anak untuk berperilaku bersih dan sehat yang peduli akan lingkungan dan menyayangi alam sekitarnya sebagai bentuk implementasi nyata pendidikan biologi.

f. Agama
    Agama berarti mengabdikan diri. Jadi yang penting ialah hidup secara beragama sesuai dengan aturan-aturan agama itu. Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terutama merupakan hubungan manusia dengan Tuhan. Agama dapat dikiaskan dengan (enjoyment) atau rasa cinta seseorang, rasa pengabdian (dedication) atau (contentment). Agama banyak berhubungan dengan hati. Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari bendungan dengan gemuruhnya. Agama, oleh pemeluk-pemeluknya, akan dipertahankan dengan habis-habisan, sebab mereka telah terikat dan mengabdikan diri. Agama, di samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan perasaan pengabdian diri, juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya.
    Agama perlu diyakini dengan penyerahan jiwa raga hanya kepada Tuhan sebagai bentuk keyakinan seorang hamba (iman) tanpa didasari oleh sikap logis dan kritis terhadapnya. Ini mutlak harus terpenuhi agar tidak muncul keragu-raguan pemeluknya dalam menjalankan ajaran Tuhannya. Manusia harus sadar bahwa agama merupakan suatu kebenaran mutlak yang diturunkan Tuhan untuk dijadikan jalan hidup. Agama harus diterima sebagai sesuatu yang utuh, tidak terpisah-pisah, dan tidak mengalami perubahan dimanapun tempatnya. Sudah seharusnya agama dijadikan sebagai sumber dan dasar yang utama untuk mencari dan menjalani kebenaran yang hakiki.

2. Persamaan (Similiriti)
    Dari beberapa istilah yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat persamaan tujuan. Berdasarkan tujuannya, terdapat persamaan tujuan antara filsafat, filsafat ilmu pengetahuan, pengetahuan, sains, sains biologi dan agama, yakni sama-sama mencari dan menghendaki kebenaran. Meskipun memiliki paradigma yang berlainan, namun keseluruhannya mengacu pada satu tujuan yang sama.
Filsafat dengan ilmu pengetahuan memiliki hubungan yang mendasar di dalam perkembangan pengetahuan. Persamaan filsafat dengan ilmu pengetahuan (sains) yaitu 1. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya. 2. Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya. 3. Keduanya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan. 4. Keduanya mempunyai metode dan sistem. 5. Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (obyektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.  6. Filsafat dan ilmu, keduanya menggunakan metode berpikir reflektif (refflectife thinking) dalam menghadapi fakta-fakta dunia dan hidup. 7. Filsafat dan ilmu, keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisasi dan tersusun secara sistematis. Ilmu membantu filsafat dalam mengembangkan sejumlah bahan- bahan deskriktif dan faktual serta esensial bagi pemikiran filsafat. Ilmu mengoreksi filsafat dengan jalan menghilangkan sejumlah ide-ide yang bertentangan dengan pengetahuan ilmiah. Filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong-potong, yang menjadikan beraneka macam ilmu dan yang berbeda serta menyusun bahan-bahan tersebut kedalam suatu pandangan tentang hidup dan dunia dan menyeluruh dan terpadu.

3. Perbedaan (Distingsi)
    Kendatipun makna-makna yang telah disampaikan tadi memiliki kesamaan tujuan, namun secara umum banyak perbedaan yang muncul. Diantaranya yaitu antara filsafat dengan ilmu pengetahuan jika dibandingkan dengan agama ditinjau dari segi asalnya dimana agama mutlak bersumber dari Tuhan sebagai wahyu yang diturunkan kepada manusia. Sedangkan filsafat dan ilmu pengetahuan berasal dari hasil pemikiran (penalaran) logis dan mengakar serta radikal akan sesuatu. Filasafat terkadang hanya membutuhkan pengamatan kritis saja terhadap suatu hal. Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang membutuhkan suatu pembuktian terlebih dahulu untuk membuktikan sesuatu itu benar atau tidak adanya. Sedangkan agama harus diterima sebagai suatu ajaran (wahyu) Tuhan yang wajib diterima.  Selain itu, agama memiliki tingkat kebenaran yang mutlak (absolut) yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sedangkan sains dan filsafat memiliki tingkat kebenaran yang relatif (nisbi). Artinya bahwa filsafat dan sains masih sangat mungkin memiliki kesalahan/kekeliruan seiring dengan berjalannya waktu. Agama harus diterima sebagai suatu sikap kepercayaan yang tidak ada keragu-raguan di dalamnya (iman). Sedangkan sains dan filsafat, kita perlu melakukan peninjauan kembali apakah data pengetahuan yang disampaikan benar atau keliru.
Obyek material lapangan filsafat itu bersifat universal umum, yaitu segala sesuatu yang ada realita sedangkan obyek material ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu. Obyek formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).

III. Penutup
    Dalam perkembangannya, filsafat telah menjadi moyang dari suatu ilmu pengetahuan moderen. Berfilsafat berarti senantiasa mencoba menemukan suatu kebenaran dengan melihat jauh ke dalam dari sesuatu. Dengan mengandalkan penalaran yang mendalam dan mengakar kuat ke dasar, maka berfilsafat bukanlah hanya sebuah aktivitas, namun lebih kepada sebuah analisis konseptual, yaitu berpikir tentang pikiran lewat refleksi.
    Relevansi filsafat ilmu terhadap perkembangan  ilmu pengetahuan sangat tinggi dalam membantu menyadari tiap langkah yang diambil. Hal ini karena filsafat masih mempunyai persamaan mendasar dan dekat dengan ilmu lainnya, serta sifatnya selalu menumbuhkan sikap bertanya dan reflektif.
    Satu hal yang penting, ilmu cenderung menjadi sangat spesifik dan mendalam kalau ditekuni dengan sungguh-sungguh. Pendekatan ilmu lebih deskriptif dan sifatnya lebih mendetail per bagian, sedangkan filsafat lebih mementingkan makna komprehensifnya, dan bukan deskripsinya. Agar dapat melihat realitas secara komprehensif, maka ilmu pengetahuan (sains) memerlukan filsafat kembali. Jadi terdapat hubungan timbale balik di sini. Ilmu dari sains itu sendiri akan membantu daya kerja filsafat. Dan filsafat juga membantu ilmu pengetahuan agar berkembang ke arah yang benar sekaligus mencegah penyalhgunaan penemuan ilmu yang berakibat bencana bagi manusia sendiri.
    Biologi sendiri sebagai sebuah  ilmu juga merupakan hasil pemikiran yang mendalam dari filsafat yang kemudian setelah mengalami pembuktian empirik dan komprehensif, didapatlah biologi itu sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang dapat diamati, diukur dan dipertanggungjawabkan kebenaranya sampai pada batas waktu tertentu.
    Kebenaran mutlak yang dicari manusia sebenarnya hanyalah bersifat nisbi (relatif). Suatu filsafat atau bahkan sains sendiri masih dapat diragukan kebenarannya. Karena pada waktu tertentu, sains dan filsafat yang sudah dianggap benar pada waktu yang lalu, akan menjadi keliru pada waktu yang lain. Hanya agama yang bersumber dari wahyu Tuhan yang memiliki kebenaran yang mutlak dan tidak boleh ditolak bahkan diragukan kebenarannya. Manusia sebagai hamba harusnya menerima agama sebagai suatu ajaran yang diturunkan Tuhannya dengan kepercayaan dan tanpa keragu-raguan (iman). Agamalah sebagai sumber dari kebenaran yang hakiki.

Daftar Pustaka:
Suwarno, (2009), Panduan Pembelajaran Biologi, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Walujo, Djoko Adi, (2008), Filsafat dan Ilmu, http://filsafat-ilmu.blogspot.com/2008/06/persamaan-dan-perbedaan-filsafat-dan.html (diakses tanggal 17 Januari 2011).

Wattimena, Reza A.A, (2008), Filsafat dan Sains; Sebuah Pengantar, Jakarta: PT Grasindo.

Wonorahardjo, Surjani, (2010), Dasar-Dasar Sains; Menciptakan Masyarakat Sadar Sains, Jakarta: PT Indeks.

               , (2009), Kuliah Filsafat, http://kuliahfilsafat.blogspot.com/filsafat-dan-agama.html (diakses tanggal 17 Januari 2011).